Jaminan Kualitas Larutan Pengencer
APHA, AWWA, & WEF SM 9020 (2005) mensyaratkan beberapa pengecekan yang diperlukan dalam jaminan kualitas larutan pengencer yaitu sterilitas, pH dan volume (hal. 4). Namun ISO 11133 (2014) menambahkan perlunya parameter produktivitas larutan pengencer untuk mengetahui kemampuan larutan pengencer dalam mempertahankan jumlah mikroorganisme tanpa menggandakan atau menguranginya selama proses pengenceran.
1. Pengecekan sterilitas larutan pengencer
Pengecekan sterilitas dilakukan dengan cara menambahkan media cair steril (yang telah terkonfirmasi kesterilannya) ke dalam larutan pengencer. APHA, AWWA, & WEF SM 9020 (2005) menyarankan untuk menambahkan 50 mL double strength broth (misalnya tryptic soy, tripticase soy atau tryptose broth), ke dalam 50 mL larutan pengencer. Cara lainnya dengan menyaring larutan steril 100 mL menggunakan metode filrasi membran yang ditanam pada media non-selektif. Kemudian media tersebut diinkubasi pada 35±0,5 °C selama 24 jam (hal. 17). Sebagai catatan pengujian memakai metode filtrasi membran akan meningkatkan risiko kontaminasi dibandingkan hanya dengan menuangkan larutan pengencer ke media cair steril. Jumlah larutan pengencer yang diperiksa tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah minimal yang diuji adalah satu tabung. Contoh pengujian sterilitas dapat dilihat pada bagan di Gambar 1.
Gambar 1. Ilustrasi pemeriksaan sterilitas larutan pengencer secara umum. Diambil dari dokumentasi pribadi.
2 Pengujian kinerja larutan pengencer
Parameter yang perlu diuji untuk kinerja larutan pengencer ini adalah produktivitas kuantitatif. Berbeda dengan media pertumbuhan, larutan pengencer seharusnya tidak diperbolehkan menumbuhkan atau mengurangi jumlah mikroorganisme selama proses pengeceran (umumnya 45 menit sampai 1 jam). Pengujiannya dilakukan dengan membandingkan jumlah mikroorganisme pada mula-mula dan akhir waktu pengenceran. Jika jumlah di akhir tersebut melebihi ±30 % dari jumlah awal maka larutan pengencer tidak diterima. Bagan yang lebih jelas dalam menggambarkan prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 2. Sedangkan persyaratan spesifik untuk setiap jenis larutan pengencer dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan kinerja dan mikroorganisme uji yang digunakan pada beberapa jenis larutan pengencer yang digunakan pada pengujian mikrobiologi pangan. Semua metode yang digunakan adalah kuantitatif. Diadaptasi dari “ISO 11133: 2014 Microbiology of food, animal feed and water — Preparation, production, storage and performance testing of culture media”, oleh ISO, 2014, Annex E.
Larutan Pengencer | Mikrorg. | Inkubasi | Strain kontrol | Med. referensi | Kriteria |
---|---|---|---|---|---|
BPW | Pengenceran mikroorg. umum | 45 menit-
1 jam; 20-25 °C |
E.coli
S.aureus |
TSA | ±30% koloni/T0 |
BPW | Pengenceran enumerasi L.monocytogenes | 1 jam ± 5 menit; 20±2 °C | L.monocytogenes | TSA | ±30% koloni/T0 |
BPW+ Brom Cresol Purple | Pengenceran mikroorg. umum | 45 menit-
1 jam; 20-25 °C |
E.coli
S.aureus |
TSA | ±30% koloni/T0 |
Pepton solution | Pengenceran mikroorg. umum | 45 menit-
1 jam; 20-25 °C |
E.coli
S.aureus |
TSA | ±30% koloni/T0 |
Phosphate buffer solution | Pengenceran mikroorg. umum | 45 menit-
1 jam; 20-25 °C |
E.coli
S.aureus |
TSA | ±30% koloni/T0 |
Gambar 2. Prosedur penentuan produktivitas larutan pengencer secara kuantitatif berdasarkan ISO 11133: 2014 (bag. 9.2). Nama bakteri, media atau kriteria tercetak miring (‘mis: E.coli’). Diambil dari dokumentasi pribadi.
Indra Pradhika, 2018
Referensi :
ISO 11133: 2014 Microbiology of food, animal feed and water — Preparation, production, storage and performance testing of culture media. (2014).
APHA, AWWA & WEF Standard method for examination of water and wastewater 9020: Quality Assuance / Quality Control. (2005).