Pengujian Kedekatan Data Harian

Uji kedekatan data (presisi) adalah pengukuran antar hasil uji dan nilainya berhubungan dengan distribusi kesalahan acak. Semakin dekat nilai antar data analis yang sama atau berbeda maka semakin konsisten hasil pengujian tersebut. Nilai kedekatan data tidak menggambarkan nilai benar yang diinginkan. Pada prinsipnya perhitungan ini adalah untuk mencari batas keberterimaan variabilitas laboratorium. Variabilitas laboratorium ini dapat dipengaruhi banyak faktor yang telah dijelaskan diatas.

Gambar1. Nilai kedekatan data (presisi) baik (a dan b) dan buruk (c dan d). Titik adalah data hasil uji dan pusat lingkaran adalah nilai benar (true value) yang diinginkan. Diambil dari dokumentasi pribadi.

Berikut perhitungan kedekatan data pengujian menurut APHA, AWWA, & WEF SM 9020 (2005).

Perhitungan:

(1) Uji ini dilakukan untuk setiap sampel yang berbeda jenis, misalnya air minum, air ambien atau air limbah.

(2) Analisis duplikat dilakukan pada 15 sampel positif pertama setiap jenis sampel dengan setiap satu kali uji duplikat untuk setiap satu analis.

(3) Jika terdapat lebih dari satu analis, maka semua analis diikutkan dalam penentuan perhitungan presisi dengan porsi uji yang seimbang.

(4) Hasil analisis duplikat dicatat (D1 dan D2) lalu log 10 dari hasil tersebut dihitung (L1 dan L2).

(5) Jika terdapat hasil duplikat <1, maka ditambahkan nilai 1 pada kedua hasil tersebut sebelum dihitung nilai log 10.

(6) Kisaran (Rlog) atau selisih L1 dan L2 (nilai mutlak) untuk setiap pasang duplikat dihitung kemudian rata-rata (Ȓ) kisaran tersebut dicari dari jumlah Rlog. pengecekan presisi secara periodik.

(7) Setelah perhitungan presisi selesai, 10 % dari sampel rutin dapat dianalisis secara duplikat setiap harinya.

(8) Hasil duplikat tersebut diubah dan dihitung kisarannya seperti tahap 6 diatas.

(9) Jika Rlog lebih besar dari 3,27.Ȓ maka terdapat kemungkinan sebesar 99 % bahwa variabilitas laboratorium adalah berlebih (melebihi normal).

(10) Semua hasil analisis sebaiknya tidak dipakai sejak presisi terakhir tidak diterima.

(11) Masalah harus diidentifikasi dan diatasi sebelum membuat analisis selanjutnya (hal. 17-18).

Berikut contoh perhitungan tersebut:

Perhitungan kriteria presisi:

sampel duplikat logaritma kisaran logaritma (Rlog)
D1 D2 L1 L2 |L1-L2|
1 89 71 1.949 1.851 0.098
2 38 34 1.580 1.531 0.048
3 58 67 1.763 1.826 0.063
4 45 65 1.653 1.813 0.160
5 1 1 0.000 0.000 0.000
6 44 44 1.643 1.643 0.000
7 23 34 1.362 1.531 0.170
8 44 44 1.643 1.643 0.000
9 44 44 1.643 1.643 0.000
10 34 34 1.531 1.531 0.000
11 34 45 1.531 1.653 0.122
12 34 56 1.531 1.748 0.217
13 56 67 1.748 1.826 0.078
14 4 6 0.602 0.778 0.176
15 110 121 2.041 2.083 0.041
∑Rlog = 0.539
Ȓ = ∑Rlog/n = 0.036
kriteria presisi = 3,27·Ȓ = 0.117

Pengecekan presisi harian:

sampel duplikat logaritma kisaran logaritma (Rlog) keberterimaan
D1 D2 L1 L2 |L1-L2|
01/06/16 71 65 1.851 1.813 0.038 diterima
01/07/16 110 121 2.041 2.083 0.041 diterima
01/08/16 73 70 1.863 1.845 0.018 diterima
01/09/16 33 34 1.519 1.531 0.013 diterima
01/10/16 2 3 0.301 0.477 0.176 ditolak
01/11/16 77 56 1.886 1.748 0.138 ditolak
01/12/16 23 24 1.362 1.380 0.018 diterima

Grafik pengecekan presisi harian. Semua presisi sejak tanggal 10 Januari 2016 menjadi tidak diterima (termasuk tanggal 12) karena Rlog telah melebihi batas yang ditentukan. Diambil dari dokumentasi pribadi.

Indra Pradhika, 2018

Referensi :

APHA, AWWA & WEF Standard method for examination of water and wastewater 9020: Quality Assuance / Quality Control. (2005).