Penanaman pada Dry Rehydratable Film Media
Dry rehydratable film (disebut juga dry medium culture plate atau medium sheet) adalah media pertumbuhan berbentuk lembaran/lapisan yang mengandung nutrisi kering dan dapat dihidrasi kembali menjadi gel pada saat penggunaanya. Sampel (test portion) umumnya sebanyak 1 mL dari tingkat pengenceran tertentu ditanamkan dengan cara dicetak pada lapisan lembaran media atau dituang lalu dapat tersebar dengan sendirinya. Kemudian cairan sampel ini akan bercampur dengan media dan memadat membentuk gel atau terserap ke dalam bahan kain khusus. Terdapat berbagai jenis media yang biasanya bertujuan untuk enumerasi mikroorganisme indikator, misalnya APC, Coliform & E. coli, S. aureus dan Yeast & Mold. Berbagai merek dan produsen yang tersedia antara lain Petrifilm™ (3M™), Sanita-KunR (Chisso Corp.), Compact Dry™ (Hardy Diagnostics) dan Rida® Count (R-Biopharm).
Dry rehydratable film memiliki berbagai macam komposisi yang umumnya adalah nutrisi, indikator (kromogen), bahan perekat (adhesive), dan agen pembuat gel/bahan kain penyerap air. Misalnya pada Petrifilm™ terdiri dari dari dua lapisan yaitu lapisan penutup (cover film) dan lapisan bawah (bottom film). Lapisan penutup mengandung bahan perekat, agen pembuat gel yang larut air dingin dan indikator, sedangkan lapisan bawah mengandung agen pembuat gel yang larut air dingin dan nutrisi saja. Lain halnya pada Sanita-KunR yang terdiri dari lapisan penutup transparan (permeabel terhadap oksigen), lembar perekat, non–woven fabric[1], lapisan polimer larut air, nutrisi, kromogen dan inhibitor.
Gambar 1. Penampakan pertumbuhan koloni pada lembaran Petrifilm™ dan Compact Dry™. Diambil dari dokumentasi pribadi.
Metode penanaman ini dapat dibedakan dari spread plate atau pour plate karena keistimewaan lapisan dry rehydratable film tersebut yang mampu menyerap air dari sampel dan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun jumlah inokulum sebesar 1 mL dan perlakuan pencampuran dengan media membuat teknik ini digolongkan ke dalam pour plate.
Beberapa keuntungan menggunakan metode ini adalah (1) hemat tempat inkubasi dan lebih banyak tumpukan, (2) tidak memerlukan sterilisasi dan preparasi media, (3) cocok untuk menggantikan teknik pour plate pada sampel air, (4) mengurangi eror teknik penanaman spread plate dan masalah penjagaan suhu media padat supaya tetap cair pada teknik pour plate. (5) praktis untuk menghitung mikroorganisme secara cepat, terutama pada fungsi QC untuk sampel yang sesuai, (6) mikroorganisme tidak berisiko terkena panas media yang cair, (7) gas yang terjerap di dalam gel dapat membantu proses interpretasi, khususnya untuk golongan Coliform, (8) seringkali dilengkapi dengan grid untuk mempermudah menghitung koloni, (9) pada produk tertentu yang memiliki landasan tidak kaku dapat dilakukan pengambilan sampel permukaan (menjadi contact plate) menggunakan media ini.
Sedangkan keterbatasan metode ini antara lain (1) koloni lebih sulit untuk diambil/diisolasi karena terhimpit lapisan plastik (kecuali desain wadah tidak menutupi koloni), (2) pengamatan morfologi koloni seringkali sukar dilakukan dan sulit membedakan koloni yang bertindihan, (3) beberapa indikator pada media (seperti TTC) akan mewarnai partikel sampel sehingga tampak seperti koloni, (4) luasan hitung lebih sempit dibanding cawan 9 cm sehingga membutuhkan mikroskop stereo, (5) tidak cocok untuk sampel viscous/kental atau pada sampel pangan pengenceran 1/10 karena umumnya banyaknya partikel sampel akan sangat mengganggu pembentukan koloni, (6) tidak cocok untuk sampel yang mengandung pewarna karena akan mempengaruhi interpretasi, (7) jika hasil cetakan agar tidak sesuai templat (khusus petrifilm™) atau cairan sampel melebar keluar maka dapat mempengaruhi hasil perhitungan karena terdapat faktor pengali luasan hitung dari transek, (8) tidak dapat dilakukan teknik gores kuadran pada media ini.
Gambar 2. Salah satu kekurangan penggunaan dry rehydratable film yaitu ketidakmampuan membentuk gel dan indikator warna tidak muncul pada pengenceran rendah karena terlalu banyak partikel sampel (kiri). Cetakan yang tidak bulat mempengaruhi luasan area hitung yang berpengaruh khusus pada perhitungan TNTC memakai transek (kanan). Diambil dari dokumentasi pribadi.
- non-woven fabric adalah kain yang terbuat dari busa polypropylene berbentuk serat panjang yang terikat dan tersusun dengan kuat secara kimiawi, mekanik, panas dan perawatan dengan pelarut. Kain jenis ini memiliki kelebihan antara lain; tahan lama, memiliki daya serap air yang cukup tinggi, lembut, dan elastis.
Indra Pradhika, 2018